Museum Jangan Sampai Dimuseumkan
Kondisi museum kian memprihatinkan, karena minimnya perhatian dari Pemerintah. Padahal, museum adalah tempat disimpannya warisan budaya bangsa Indonesia yang harus betul-betul dijaga dan hormati. Bahkan, museum dapat menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Demikian dikatakan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Sutan Adil Hendra, usai RDPU dengan Asosiasi Museum Indonesia (AMI), di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (19/05/2016). Rapat dipimpin oleh Ketua Komisi X DPR RI Teuku Riefky Harsya (F-PD).
“Museum menjadi pintu masuk setiap wisatawan ketika datang ke daerah, untuk berkunjung ke museum, dan menjadi target dari pemasaran. Museum menjadi hrapan kita agar peradaban bangsa menjadi kebanggaan. Oleh karena itu, museum jangan sampai juga dimuseumkan,” kata Sutan.
Politisi yang akrab dipanggil SAH mengapresiasi semangat AMI yang baru kali ini rapat dengan Komisi X DPR. Ia juga menekankan, AMI merupakan mitra kerja yang strategis bagi Komisi X dan sekaligus mitra kerja Komisi X DPR lainnya, yakni Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pariwisata, dan Badan Ekonomi Kreatif.
“Kita memberikan dukungan penuh kepada AMI, untuk melakukan konsolidasi. Oleh karenanya, kedepan kita mengharapkan ke Pemerintah, museum jangan hanya menjadi pelengkap, tapi menjadi langkah yang tepat, apalagi kita ingin mengangkat peradaban bangsa,” tegas Sutan.
Politisi F-Gerindra itu menilai, masih ada beberapa permasalahan terkait permuseuman Indonesia. Diantaranya belum ada payung hukum yang menjadi landasan dari museum. Sehingga, dari sisi anggaran pun belum terlihat maksimal.
“AMI bekerja dengan uang sendiri. Negara harus hadir dalam menyelesaikan permasalahan museum, dari sudut infrastrukturnya, pembinaan SDM, dan lainnya, sehingga menjadi kebanggaan daerah,” saran Sutan.
Terkait UU ini, Sutan menjelaskan bahwa saat ini pihaknya sedang membahasa RUU Kebudayaan, dimana didalamnya akan juga diatur tentang pembinaan terhadap museum. Harapannya, UU ini memiliki keterkaitan dengan pembenahan museum.
Politisi asal dapil Jambi ini juga berjanji akan melakukan konsolidasi dengan mitra kerja terkait, agar permasalahan permuseuman dapat ditindaklanjuti. Salah satunya Bekraf, sehingga nantinya adanya museum dapat dipromosikan oleh badan yang dipimpin oleh Triawan Munaf itu.
“Kita mendorong agar museum di daerah terus menjadi dambaan semua rakyat Indonesia. Ketika seseorang berkunjung ke daerah, maka yang dituju pertama adalah museum. Dari sudut anggaran akan kita bicarakan dengan kementerian terkait, sehingga permuseuman tidak lagi menjadi hidup segan mati tak mau,” kata Sutan, yang juga mengaku mendukung agar Gerakan Cinta Museum dapat digalakkan kembali.
Sementara itu, kekecewaan juga diungkapkan oleh Anggota Komisi X DPR Isma Yatun. Politisi F-PDI Perjuangan itu menilai, Pemerintah Provinsi kurang memprioritaskan museum. Akibatnya, kondisi museum ketinggalan dan memprihatinkan.
“Museum akan diberikan anggaran, jika ada sisa anggaran. Padahal museum itu simbol peradaban,” kata politisi asal dapil Lampung ini yang juga mendukung disusunnya UU Permuseuman.
Sementara itu sebelumnya, Ketua Umum AMI Putu Supadma Rudana mengatakan, saat ini ada 426 museum di seluruh Indonesia. Ironisnya, banyaknya jumlah museum itu hanya dianggarkan sebesar Rp 61 miliar per tahun.
“Anggaran yang lemah, sehingga tidak ada peningkatan sumber daya manusia. Belum lagi masih banyak museum yang belum memiliki kurator yang baik. Manajemen museum juga sangat lemah,” jelas Putu.
Dalam kesempatan ini, pihaknya mengajukan beberapa rekomendasi, diantaranya pembentukan Badan Permuseuman, penyusunan UU Permuseuman, dan pembentukan Lembaga Sertifikasi dan Akreditasi Permuseuman.
Kemudian, penempatan SDM Museum sesuai dengan kompetensinya, kebijakan penganggaran yang komprehensif, penguatan kelembagaan museum Indonesia, dan Gerakan Nasional Cinta Museum yang perlu digiatkan kembali. (sf) Foto: Azka/od